Jumat, 11 September 2015

CERITA SEX | BERCINTA DENGAN GADIS SMA 2 ORANG DI HOTEL JAKARTA



Mereka masing-masing berusia 18 tahun, dan kelas dua sebuah SMA negeri. Dua-duanya adalah anggota cheerleader sekolah tersebut. Desi mengaku sedang tidak punya pacar, sedangkan Putri sudah punya seseorang. Desi sering menggoda kalau Putri adalah bunga SMAnya. Banyak yang mengejar-ngejarnya untuk dijadikan pacar.
"Bohong tuh Oom.. Jangan percaya.." kata Putri sambil merengut lucu ke arah Desi.
"Oom sih percaya.. Habis kamu cantik sih.." jawabku.
"Mirip ini lho.. Siapa sih yang di TV itu.. Oom pernah nonton sinetronnya."
"Oh.. Masayu Anastasia.. Memang mirip kok Oom.." jawab Desi.
"Mungkin kembar.. Cuma yang satu jadi bintang sinetron.. Yang ini jadi bintang mal.."
Kamipun tertawa mendengar celetukkan Desi. Sampai-sampai beberapa orang di cafe tersebut menengok ke arah kami. Beberapa pria tampak melihat dengan bernafsu kepada kedua gadis ini, terutama pada Putri. Sesudah bosan berada di cafe tersebut, kuajak mereka jalan-jalan keluar. Kamipun berjalan menuju tempat parkir di basement.
"Wow.., mobilnya keren banget Oom.. Sama kaya orangnya" kata Desi setelah kami sampai di mobilku.
Kubuka pintu mobilku dan Desipun duduk di kursi depan di sebelahku. Aku agak kecewa karena sebenarnya aku ingin Putri yang duduk di situ. Tak lama kamipun meluncur meninggalkan mal tersebut. Sesekali kulirik lewat kaca spionku, Putri yang sedang duduk dibelakang. Tampak dia menyadari kalau aku perhatikan, dan dia hanya tersenyum tersipu.
"Mau kemana nih?" tanyaku membuka percakapan setelah suasana hening sejenak.
"Terserah Oom aja deh" sahut Desi. Memang Desi ini kelihatannya lebih bandel dan berani.
"Oom capek nih.. Gimana kalau kita istirahat dulu di hotel?"
"Desi sih Ok aja. Put, gimana loe?"
"Nggak ah.. Putri ada janji sama cowok Putri nih"
Aku sangat kecewa mendengarnya. Yang aku incar Putri, malah dapatnya Desi.
"Sebentar aja deh.. Kasihan khan Desi sendirian" kataku.
"Iya Put.. Gimana sih loe.. Gampang deh loe cari alasan aja" tukas Desi lebih lanjut.
Karena tidak ada jawaban dari Putri, kuanggap saja dia setuju untuk menemani Desi dan aku beristirahat di motel. Tak lama kami sudah sampai di motel langgananku. Desi dan aku turun di garasi dan menuju kamar.
"Gue tunggu di mobil aja ya Des"
"Duh gimana sih.. Udah deh loe ikut aja. Di dalam loe diam aja juga nggak apa kok" jawab Desi.
Akhirnya kami bertiga masuk ke dalam kamar hotel itu. Seperti biasa, petugas hotel datang untuk menarik pembayaran. Aku membook untuk 6 jam seperti biasa.
Setelah petugas motel pergi aku merebahkan diriku di atas ranjang. Putri tampak duduk di kursi yang tersedia di pojok kamar. Sementara Desi pergi ke kamar kecil.
Setelah muncul kembali, Desi kemudian ikut rebahan di ranjang bersamaku. Kulingkarkan tanganku pada pundaknya dan kuelus-elus dia. Tak ada rotan akarpun jadi, pikirku. Toh Desi juga lumayan manis dan badannyapun sexy. Tak lama akupun sudah menciumi bibirnya sambil tanganku meraba-raba dadanya.
"Put.. Sini donk.. Nggak apa cowok loe nggak bakal tau " ajak Desi.
"Nggak ah.. Des.. Gimana sih gue ditungguin cowok gue nih" jawabnya sambil mengambil HP dari tas sekolahnya.
"Udah deh loe telpon aja.. Cari alasan apa kek"
Putri kemudian tampak menelpon pacarnya. Sayup-sayup kudengar suaranya mengatakan kalau dia sedang ada tugas sekolah. Tak kudengar percakapan selebihnya karena Desi sudah menciumiku penuh gairah.
Kubuka baju sekolah Desi dan sekalian kubuka pengait BHnya. Begitu kuloloskan penutup dadanya, gumpalan daging kenyal Desi tampak begitu menggoda. Langsung kuciumi dan kujilati buah dada itu dengan rakus. Kuhisap-hisap putingnya sambil mataku menatap Putri yang tampak termangu menyaksikan sahabatnya sedang aku gumuli.
Kubuka juga rok abu-abu Desi sehingga tampak celana dalamnya yang berwarna hitam berenda. Kusibakkan celana dalam itu, sehingga jariku dapat meraba bibir vaginanya. Desipun melenguh nikmat ketika jariku menemukan klitorisnya. Sementara itu, mulutku masih dengan rakus menikmati buah dada gadis SMA ini.
Desi yang sudah sangat bernafsu kemudian berbalik menindih tubuhku. Dengan cepat dia melucuti kancing kemejaku. Dihisapnya puting dadaku satu persatu, sementara tangannya melucuti celanaku.
"Desi buka dulu ya Oom" katanya sambil bangkit duduk dan membuka seluruh pakaianku.
Tak lama akupun tinggal bercelana dalam, dan tampak kepala kemaluanku mencuat keluar tak mampu tertampung di dalamnya.
"Ihh.. Besar sekali Oom.. Put.. Sini deh loe lihat.. Punya si Oom gede banget" kata Desi sambil mengelus-elus kemaluan dari balik celana dalamku.
Desi pun kemudian membuka celana dalamku, dan kemaluanku yang sudah berontak tampak berdiri tegak menjulang dengan gagahnya dihadapan mata kedua gadis remaja ini.
"Gila.. Gede banget.. Bikin Desi nafsu.." kata Desi sambil menundukkan kepalanya mulai menjilati kemaluanku.
Desi menjilati kemudian mengulum kemaluanku. Kulirik tampak Putri melihat adegan ini dengan muka yang memerah, dan tangannya tampak meraba-raba dadanya tanda dia mulai terangsang.
"Put.. Bantuin gue dong.." kata Desi sambil terus menghisapi kemaluanku. Kuelus-elus rambutnya yang panjang itu. Kadang tanganku berpindah ke dadanya yang sekal dan kupermainkan puting susunya.
"Put.. Enak banget Put.." desah Desi lebih lanjut sambil dia menjilati kemaluanku. Putri tampak sudah tak bisa lagi menahan nafsunya melihat sahabatnya sedang mengulum kemaluanku. Dia bangkit dari kursinya dan berjalan ke arahku.
Putri merebahkan badannya di sampingku. Langsung kurengkuh wajahnya yang cantik dan kuciumi dengan penuh gairah. Tangankupun bergerilya membuka kancing baju seragamnya. Dadanya yang putih bersih terbalut BH warna krem sangat mengundang hasrat siapapun yang melihatnya. Tanpa tunggu lebih lama lagi, aku langsung membuka BHnya. Buah dada Putripun tampak jelas di depan wajahku. Bentuknya yang padat dibalut oleh kulitnya yang putih mulus membuatku gemas. Kuciumi dan kuhisap buah dadanya sambil sesekali kujilat puting susunya yang berwarna merah muda.
"Sstt.. Hah.. Sstt.. Hah " Putri mendesis ketika buah dadanya yang ranum itu sedang kunikmati sepuas hati.
Sementara itu, Desi masih sibuk menjilati dan mengulum kemaluanku. Terkadang dihisapnya juga buah zakarku. Tatkala mulutnya memberikan kepuasan padaku, tangannya tampak sibuk meremas-remas buah dadanya sendiri. Setelah aku puas menikmati buah dada Putri, kudorong sedikit tubuhnya ke arah selangkanganku.
"Ayo isap punya Oom ya"
Tanpa menjawab, dia langsung menciumi dan menjilati pahaku.
"Nih Put.." kata Desi sambil mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya.
Tangan Putri yang halus memegang batang kemaluanku. Dipandangnya dengan gemas kemaluanku, kemudian dia menurunkan kepalanya dan mulai menjilati kepala kemaluanku. Tak lama, dia sudah mengulum kemaluanku di dalam mulutnya yang memberikan kenikmatan luar biasa padaku. Sementara mulutnya mengulum, tangannya mengocok-ngocok batang kemaluanku.
Setelah beberapa lama, diberikannya kembali kemaluanku pada Desi. Dengan sigap, Desipun kembali menghisapi kemaluanku lagi. Demikian berlangsung terus menerus. Secara bergantian Putri dan Desi menghisap kemaluanku. Tampak kemaluanku yang besar menyesaki mulut kedua gadis pelajar belia ini.
Putri kemudian berdiri dan melepas pakaiannya. Tampak vaginanya bersih tak ditutupi rambut selembarpun. Dinaikinya tubuhku dan tangannya mengarahkan kemaluanku pada liang vaginanya. Diturunkannya tubuhnya dan kemaluankupun mulai menerobos liang vaginanya yang sempit.
"Ooh.. Des.. Besar banget nih si Oom.. Ahh.." desah Putri ketika kemaluanku telah berhasil memasuki liang kemaluan gadis remaja ini.
"Tapi enak khan.." tanya Desi menggoda
"Iya sih.. Aduh.. Oh.. Sstt.. Hah.. Hah.." erangnya lagi ketika aku mulai menggenjot vaginanya. Tanganku memegang pinggangnya sambil terus kupompa liang nikmat gadis cantik pelajar SMA ini.
Sementara Desi berpindah ke sampingku dan menyodorkan buah dadanya ke mulutku. Dengan senang hati kunikmati buah dadanya yang besar itu.
"Oom.. Gimana Oom.. Enak khan ngentotin Putri?" tanya Desi menggoda.
"Dia jarang lho mau begini.. Oom beruntung banget" katanya lebih lanjut.
Putri masih meliuk-liukan tubuhnya. Akupun terus menggenjot vaginanya dari bawah, sambil sesekali tanganku meremasi buah dadanya yang berayun-ayun menggemaskan. Setelah bosan dengan posisi itu, aku membalikkan tubuh Putri sehingga kami berada pada posisi missionary. Kugenjot kemaluanku dalam vagina gadis belia ini, sambil mulutku menciumi wajahnya.
"Ehmm.. Sstt.. Oom.. Enak.. Ohh" racau Putri ketika aku menyetubuhi tubuh mulusnya.
"Ayo isap puting Oom" perintahku. Putripun kemudian menghisap puting dadaku sementara aku terus memompa kemaluannya.


Tak lama tubuh Putripun mengejang, dan dia mengerang dan menggelinjang mendapatkan orgasmenya. Kutarik kemaluanku dari vaginanya, dan kuciumi Desi yang berada di sebelahku. Kulepas celana dalamnya, lalu kuminta dia menungging membelakangiku. Dengan gaya doggy style kusetubuhi Desi dari belakang.
"Aduh.. Oom.. Kuat banget.. Ohh.." erang Desi ketika aku memompa kemaluannya.
Kulihat Putri tampak lemas berbaring di ranjang menyaksikan persetubuhanku dengan Desi, sahabatnya.
"Oom.. Desi hampir sampai Oom.. Eh.. Eh.."
Tak lama tubuh Desipun menggelinjang mendapatkan orgasmenya. Masih kugenjot kemaluan gadis SMA ini, sambil sesekali kuremas buah dadanya yang bergoyang-goyang menantang. Aku merasakan sebentar lagi akan ejakulasi. Tak lama akupun menarik kemaluanku dan menyemburkan spermaku di bongkahan pantat Desi yang bundar.
*****
"Makasih ya Oom" kata mereka ketika aku turunkan di halte bus terdekat. Sebelumnya tak lupa kami bertukar no HP sehingga dapat kontak sewaktu-waktu.
Dengan perasaan puas dan bertambah muda, kubalikkan arah mobilku di putaran jalan. Karena hati sedang senang sehabis menyetubuhi dua gadis ABG, kuberikan uang lima ribuan pada Mr. Cepek yang sedang mengatur jalan.
"Makasih banyak bos" serunya senang.
Kukebut mobilku pulang menuju apartemenku. Tiba-tiba kuingat kalau aku baru saja membeli HP baru. Mengapa tidak kupakai tadi untuk merekam adegan persetubuhanku. Well.. There is always next time, pikirku.
Lagu "So Good" nya Al Jarreau mendayu-dayu dalam mobilku. Lagu itu tepat sekali menggambarkan perasaanku saat itu. It is so damn good..




Kamis, 10 September 2015

CERITA SEX | CERITA SEX SAAT AKU BERCINTA DENGAN ATASAN KU YANG CANTIK


 Sudah  dua  tahun  aku  bekerja  di  perusahaan  swasta  ini. Aku  bersyukur,   krn  prestasiku,   di  usia  yang  ke  25  ini  aku  sdh  mendapat  posisi  penyelia. Atasanku  seorang  wanita  berusia  42  tahun. Walaupun  cantik, tapi  banyak  karyawan  yang  tidak  menyukainya  krn  selain  keras,   sombong  dan  terkadang  suka  cuek. Namun  sebagai  bawahannya  langsung  aku  cukup  mengerti  beban  posisi  yang  harus  dipikulnya  sebagai  pemimpin  perusahaan. Kalau  karyawan  lain  ketakutan  dipanggil  menghadap  sama  Bu  Mella,   aku  malah  selalu  berharap  dipanggil. Bahkan  sering  aku  mencari-cari  alasan  untuk  menghadap  keruangan  pribadinya. Sebagai  mantan  pragawati  tubuh  Bu  Mella  sgtlah  bagus  diusia  kepala  empat  ini. Wajahnya  yang  cantik  tanpa  ada  garis-garis  ketuaan  menjAdikannya  tak  kalah  dgn  anak  muda. Saking  keseringan  aku  mengahadap  keruangannya, aku  mulai  menangkap  ada  nada-nada  persahabatan  terlontar  dari  mulut  dan  gerak-geriknya. Tak  jarang  kalo  aku  baru  masuk  ruangannya  Bu  Mella  langsung  memuji  penampilanku. Aku  bangga  jg  mulai  bisa  menarik  perhatian. Mudah  -mudahan  bisa  berpengaruh  di  gaji  hahaha  nyari  muka  nih.
Sampai  suatu  ketika,   lagi-lagi  ketika  aku  dipanggil  mengahadap,   kulihat  raut  muka  Bu  Mella  tegang  dan  kusut. Aku  memberanikan  diri  untuk  peduli,   Ibu  kok  hari  ini  kelihatan  kusut    ada  masalah, sapaku  sembari  menuju  kursi  didepan  mejanya. Ia  nih  Ndy,   aku  lagi  stres, udah  urusan  kantor  banyak,   dirumah  mesti  berantem  sama  suaminya  kusut  deh,   jawabnya  ramah,   sudut  bibirnya  terlihat  sedikit  tersenyum. Justru  aku  manggil  kamu  krn  aku  lagi  kesel. Kenapa  ya  kalau  lagi  kesel  trus  ngeliat  kamu  aku  jadi  tenang,   tambahnya  menatapku  dlm. Aku  terhenyak  diam,   terpaku. Masak  sih  Bu  Mella  bilang  begitu    Batinku. Andy, ditanya  kok  malah  bengong,   Bu  Mella  menyenggol  lenganku. Eeehh  nggak, abisnya  kaget  dgn  omongan  Ibu  kayak  tadi. Aku  kaget  dibilang  bisa  nenangin  seorang  wanita  cantik,   balasku  gagap. Ndy  nanti  temenin  aku  makan  siang  di  Hotel  (***)  ya.. Kita  bicarain  soal  promosi  kamu. Tapi  kita  jangan  pergi  bareng, nggak  enak  sama  teman  kantor. kamu  duluan  aja,   kita  ketemu  disana,   kata  Bu  Mella. Aku  semakin  tergagap,   tidak  menyangka  akan  diajak  seperti  ini. Baik  Bu,   jawabku  sambil  keluar  dari  ruangannya.
Setelah  membereskan  file-file,   pas  jam  makan  siang  aku  langsung  menuju  hotel  tempat  janji  makan  siang. Dlm  mobilku  aku  coba  menyimpulkan  promosi  jabatan  apa  yang  akan  Bu  Mella  berikan. Seneng  sih,   tapi  jg  penuh  tanda  tanya. Kenapa  harus  makan  siang  di  hotel    Terbersit  dipikiranku,   mungkin  Bu  Mella  butuh  teman  makan,   teman  bicara  atau  mudah-mudaha  teman  tidur.. upss  mana  mungkin  Bu  Mella  mau  tidur  dgn  aku. Dia  itu  kan  kelas  atas  sementara  aku  karyawan  biasa. Aku  kesampingkan  pikiran  kotor. Sekitar  setengah  jam  aku  menungu  di  lobby  hotel  tiba-tiba  seorang  bellboy  menghampiriku. Setelah  memastikan  namaku  dia  mempersilahkanku  menuju  kamar  809,   katanya  Bu  Mella  menunggu  di  kamar  itu. Aku  menurut  aja  melangkah  ke  lift  yang  membawaku  ke  kamar  itu. Ketika  kutekan  bel  dgn  perasaan  berkecamuk  penuh  tanda  tanya  berdebar  menunggu  sampai  pintu  dibukain  dan  Bu  Mella  tersenyum  manis  dari  balik  pintu. Maaf  ya  Ndy  aku  berobah  pikiran  dgn  mengajakmu  makan  di  kamar. Mari.. kita  ngobrolngobrol  kamu  mau  pesen  makanan  apa, kata  Bu  Mella  sambil  menarik  tangan  membawaku  ke  kursi. Aku  masih  gugup. Nggak  usah  gugup  gitu  dong,   ujar  Bu  Mella  melihat  tingkahku.
Aku  sebetulnya  nggak  percaya  dgn  semua  ini,   aku  nggak  nyangka  bisa  makan  siang  sana  Ibu  seperti  ini. Siapa  sih  yang  nggak  bangga  diundang  makan  oleh  wanita  secantik  Ibu, ditengah  kegugupanku  aku  masih  sempat  menyempilkan  jurus-jurus  rayuan. Aku  tau  pasti  pujian  kecil  bisa  membangkitkan  kebanggaan. Ahh  kamu  Ndy  bisa  aja, emangnya  aku  masih  cantik,   jawab  Bu  Mella  dgn  pipi  memerah. Ihh  persis  anak  ABG  yang  lagi  dipuji. Iya  Bu,   sejujurnya  aku  selama  ini  memipikan  untuk  bisa  berdekatan  dan  berduan  dgn  Ibu, makanya  aku  sering  nyari  alasan  masuk  keruangan  Ibu,   kataku  polos. Aku  sdh  menduga  semua  itu  soalnya  aku  perhatikan  kamu  sering  nyari-nyari  alasan  menghadap  aku. Aku  tau  itu. Bahkan  kamu  sering  curi-curi  pandang  menatapku  kan, ditembak  seperti  itu  aku  jadi  malu  jg. Memang  aku  sering  menatap  Bu  Mella  disetiap  kesempatan,   apa  lagi  kalau  sedang  rapat  kantor. Rupanya  tingkahku  itu  diperhatikannya. Kami  berpandangan  lama. Lama  kami  berhadapan,   aku  di  tempat  duduk  sedangkan  Bu  Mella  dibibir  tempat  tidur. Dari  wajahnya  terlihat  kalau  wanita  ini  sedang  kesepian,   raut  mukanya  menandakan  kegairahan. Perlahan  dia  berdiri  dan  menghampiriku. Masih  tetap  berpandangan,   wajahnya  semakin  dekat.. dekat.. aku  diam  aja  dan  hup. bibirnya  menyentuh  bibirku. Kutepis  rasa  gugup  dan  segera  membalas  ciumannya. Bu  Mella  sebentar  menarik  bibirnya  dan  menyeka  lipstik  merahnya  dgn  tisu. Lalu  tanpa  dikomando  lagi  kami  sdh  berpagutan.
Pesen  makannya  nanti  aja  ya  Ndy,   katanya  disela  ciuman  yang  semakin  panas. Wanita  cantik  betinggi  165  ini  duduk  dipangkuanku. Sedikit  aku  tersadar  dan  bangga  krn  wanita  ini  seorang  boss  ku,   duduk  dipangkuanku. Tangan  kirinya  melingkar  dileherku  sementara  tangan  kana  memegang  kepalaku. Ciumannya  semakin  dlm,   aku  lantas  mengeluarkan  jurusjurus  ciuman  yang  kutau  selama  ini. Kupilin  dan  kuhisap  lidahnya  dgn  lidahku. Sesekali  ciumanku  menggerayang  leher  dan  belakang  telinganya. Bu  Mella  melolong  kegelian. Ndy  kamu  hebat  banget  ciumannya,   aku  nggak  pernah  dicium  seperti  ini  sama  suamiku,   bahkan  akhir-akhir  ini  dia  cuek  dan  nggak  mau  menyentuhku,   cerocos  Bu  Mella  curhat. Aku  berpikir,   bego  banget  suaminya  tidak  menyentuh  wanita  secantik  Bu  Mella. Tapi  mungkin  itulah  kehidupan  suami  istri  yang  lama-lama  bosan,   pikirku.
Bu  Mella  menarik  tangaku. Kutau  itu  isyarat  mengajak  pindah  ke  ranjang. Namun  aku  mencegahnya  dgn  memeluknya  saat  berdiri. Kucium  lagi  berulang-ulang,   tangaku  mulai  aktif  meraba  buah  dadanya. Bu  Mella  menggelinjang  panas. Blasernya  kulempar  ke  kursi,   kemeja  putihnya  kubuka  perlahan  lalu  celana  panjangnya  kuloloskan. Bu  Mella  hanya  terdiam  mengikuti  sensasi  yang  kuberikan. Wow,   aku  tersedak  melihat  pemandangan  didepanku. Kulitnya  putih  bersih,   pantatnya  berisi,   bodynya  kencang  dan  ramping. Celana  dlm  merah  jambu  sepadan  warna  dgn  BH  yang  menutupi  setangkup  buah  dada  yang  walaupun  tidak  besar  tapi  sgt  menggairahkan. Ibu  bener-bener  wanita  tercantik  yang  pernah  kulihat,   gumamku.
Bu  Mella  kemudian  mengikuti  aksiku  tadi  dgn  mulai  mencopot  pakaian  yang  kukenakan. Namun  dia  lebih  garang  lagi  krn  pakaianku  tanpa  bersisa,   polos. Mr. Happy  yang  sedari  tadi  tegang  kini  seakan  menunjukkan  kehebatannya  dgn  berdiri  tegak  menantang  Bu  Mella. Kamu  ganteng  Ndy,   katanya  seraya  tanganya  meraup  kemaluanku  dan  ahh  bibir  mungilnya  sdh  mengulum. Oh  nikmatnya. Sentuhan  bibir  dan  sapuan  lidahnya  diujung  Mr. Happy  ku  bener  -bener  bikin  sensasi  dan  membuat  nafsu  meninggi. Aku  nggak  tahan  untuk  berdiam  diri  menerima  sensasi  saja. Kudorong  tubuhnya  keranjang,   kuloloskan  celana  dlm  dan  BH-nya. Sambil  masih  tetap  menikmati  jilatan  Bu  Mella,   aku  meraih  dua  bukit  kembar  miliknya  dan  kuremas-remas. Tanganku  merayap  keselangkangannya. Jari  tengahku  menyentuh  itilnya  dan  mulai  mengelus,   basah. Bu  Mella  terhentak. Sesekali  jari  kumasukkan  kedlm  vaginanya. Berusaha  membuat  sensasi  dgn  menyentuh  G-spot-nya.
Atas  inisiatifku  kami  bertukar  posisi,   gaya  69. Jilatan  lidahnya  semakin  sensasional  dgn  menulur  hingga  ke  pangkal  kemaluanku. Dua  buah  bijiku  diseruputnya  Bener-bener  enak. Gantian  aku  merangkai  kenikmatan  buat  Bu  Mella,   kusibakkan  rambut-rambut  halus  yang  tertata  rapi  dan  kusentuh  labia  mayoranya  dgn  ujung  lidah. Dia  menggeliat. Tanpa  kuberi  kesempatan  untuk  berpikir,   kujilati  semua  susdut  vaginanya,   itilnya  kugigit-gigit. Bu  Mella  menggelinjang  tajam  dan,     Ndy  aku  keluar  lo.. nggak  tahan,   katanya  disela  rintihan. Tubuhnya  menegang  dan  tiba-tiba  terhemmpas  lemas,   Bu  Mella  orgasme. Aku  bangga  jg  bisa  membuat  wanita  cantik  ini  puas  hanya  dlm  lima  menit  jilatan. Enak  Ndy,   aku  bener  -bener  nafsu  sama  kamu. Dan  ternyata  kamu  pintar  muasin  aku, makasih  ya  Ndy,   ujarnya. Jangan  terima  kasih  dulu  Bu,   soalnya  ini  blm  apa-apa,   nanti  Andy  kasi  yang  lebih  dahsyat,   sahutku. Kulihat  matanya  berbinar  -binar. Bener  ya  Ndy,   puasin  aku,   sdh  setahun  aku  nggak  merasakan  orgasme,   suamiku  sdh  bosan  kali  sama  aku,   bisiknya  agak  merintih  lirih. Hanya  berselang  liam  menit  kugiring  tubuh  Bu  Mella  duduk  diatas  pinggulku. Mr. Happy  kumasukkan  ke  dlm  vaginanya  dan  bless, lancar  krn  sdh  basah. Tanpa  dikomando  Bu  Mella  sdh  bergerak  naik  turun. Posisi  ini  membuat  ku  bernafsu  krn  aku  bisa  menatap  tubuh  indah  putih  mulus  dgn  wajah  yang  cantik,   sepuasnya. Lama  kami  bereksplorasi  saling  merangsang. Terkadang  aku  mengambil  posisi  duduk  dgn  tetap  Bu  Mella  dipangkuanku. Kupeluk  tubuhnya  kucium  bibirnya. Ahh  enak  sekali  Ndy,   ntah  sdh  berapa  kali  kata-kata  ini  diucapkannya.
Mr. Happyku  yang  blm  terpuaskan  semakin  bergejolak  disasarannya. Aku  lantas  mengubah  posisi  dgn  membaringkan  tubuh  Bu  Mella  dan  aku  berada  diatas  tubuh  mulus. Sambil  mencium  bibir  indahnya,   kumasukkan  Mr. Happy  ke  vaginanya. Pinggulku  kuenjot  naik  turun. Kulihat  Bu  Mella  merem-melek  menahan  kenikmatan. Pinggulnya  jg  mulai  bereaksi  dgn  bergoyang  melawan  irama  yang  kuberikan. Lama  kami  dlm  posisi  itu  dgn  berbagai  variasi,   kadang  kedua  kakinya  kuangkat  tinggi,   kadang  hanya  satu  kaki  yang  kuangkat. Sesekali  kusampirkan  kakinya  ke  pundakku. Bu  Mella  hanya  menurut  dan  menikmati  apa  yang  kuberikan. Mulutnya  mendesis-desis  menahan  nikmat. Tiba-tiba  Bu  Mella  mengerang  panjang  dan    Ndy,   aku  mau  keluar  lagi,   aku  bener-bener  nggak  tahan,   katanya  sedikit  berteriak. Aku  jg  mau  keluar  nih.. bareng  yuk,   ajakku. Dan  beberapa  detik  kemudian  kami  berdua  melolong  panjang    Ahh.. . Kurasakan  spermaku  menyemprot  dlm  sekali  dan  Bu  Mella  tersentak  menerima  muntahan  lahar  panas  Mr. Happyku. Kami  sama  sama  terkulai. Kamu  hebat  Ndy,   bisa  bikin  aku  orgasme  dua  kali  dlm  waktu  dekat,   katanya  disela  nafas  yang  tersengal. Aku  cuma  bisa  tersenyum  bangga. Bu  Mella  nggak  salah  milih  orang,   aku  hebat  kan      kataku  berbangga  yang  dijawabnya  dgn  ciuman  mesra.

Setelah  mengaso  sebentar  Bu  Mella  kemudian  menuju  kamar  mandi  dan  membasuh  tubuhnya  dgn  shower. Dari  luar  kamar  mandi  yang  pintunya  nggak  tertutup  aku  menadang  tubuh  semampai  Bu  Mella. Tubuh  indah  seperti  Bu  Mella  memang  sgt  aku  idamkan. Aku  yang  punya  kecenderungan  sexual  Udipus  Comp-lex  bener-bener  menemukan  jawaban  dgn  Bu  Mella. Bosku  ini  bener-bener  cantik,   maklum  mantan  peragawati. Tubuhnya  terawat  tanpa  cela. Aku  sgt  beruntung  bisa  menikmatinya,   batinku. Mr. Happyku  tanpa  dikomando  kembali  menegang  melihat  pemandangan  indah  itu. Perlahan  aku  bangun  dari  ranjang  dan  melangkah  ke  kamar  mandi. Bu  Mella  yang  lagi  merem  menikmati  siraman  air  dari  shower  kaget  ketika  kupeluk. Kami  berpelukan  dan  berciuman  lagi. Kuangkat  pantatnya  dan  kududukkan  di  meja  toalet. Kedua  kakinya  kuangkat  setengah  berjongkok  lalu  kembali  kujilati  vaginanya. Bu  Mella  kembali  melolong. Ada  sekitar  lima  menit  keberi  dia  kenikmatan  sapuan  lidahku  lantas  kuganti  jilatanku  dgn  memasukkan  Mr. Happyku. Posisiku  berdiri  tegak  sedangkan  Bu  Mella  tetap  setengah  berjongkok  di  atas  meja. Kugenjot  pantatku  dgn  irama  yang  pasti. Dgn  posisi  begini  kami  berdua  bisa  melihat  jelas  aktifitas  keluarmasuknya  Mr. Happy  dlm  vagina,   dua-duanya  memerah  tanda  nikmat.
Setelah  puas  dgn  posisi  itu  kutuntun  Bu  Mella  turun  dan  kubalikkan  badannya. Tangannya  menumpu  di  meja  sementara  badannya  membungkuk. Posisi  doggie  style  ini  sgt  kusukai  krn  dgn  posisi  ini  aku  ngerasa  kalau  vagina  bisa  menjepit  punyaku  dgn  mantap. Ketika  kujebloskan  si  Mr. Happy,   uupps  Bu  Mella  terpekik. Kupikir  dia  kesakitan,   tapi  ternyata  tidak. Lanjutin  Ndy,   enak  banget.. ohh.. kamu  hebat  sekali,   bisiknya  lirih. Ada  sekitar  20  menit  dlm  posisi  kesukaanku  ini  dan  aku  nggak  tahan  lagi  mau  keluar. Bu.. aku  keluar  ya,   kataku. Ayo  sama-sama  aku  jg  mau,   balasnya  disela  erangan  kenikmatannya. Dan.. ohh  aku  lagi-lagi  memuncratkan  sperma  kedlm  vaginanya  yang  diikuti  erangan  puas  dari  Bu  Mella. Aku  memeluk  kencang  dari  belakang,   lama  kami  menikmati  sensasi  multi  orgasme  ini. Sgt  indah  krn  posisi  kami  berpelukan  jg  menunjang.
Kulihat  dicermin  kupeluk  Bu  Mella  dari  belakang  dgn  kedua  tanganku  memegang  dua  bukit  kembarnya  sementara  tangannya  merangkul  leherku  dan  yang  lebih  indajh,   aku  blm  mencopot  si  Mr. Happy.. ohh  indahnya. Selesai  mandi  bersama  kamipun  memesan  makan. Selesai  makan  kami  kembali  kekantor  dgn  mobil  sendiri-sendiri. Sore  hari  dikantor  seperti  tidak  ada  kejadian  apa-apa. Seblm  jam  pulang Bu  Mella  memanggilku  lewat  sekretarisnya. Duduk  berhadapan  sgt  terasa  kalau  suasananya  berubah,   tidak  seperti  kemarin-kemarin. Sekarang  beraroma  cinta. Ndy,   kamu  mau  kan  kalau  di  kantor  kita  tetep  bersikap  wajar  layaknya  atasan  sama  bawahan  ya. Tapi  kalo  diluar  aku  mau  kamu  bersikap  seperti  suamiku  ya,   katanya  tersenyum  manja. Baik  Bu  cantik,   sahutku  bergurau. Seblm  keluar  dari  ruangannya  kami  masih  sempat  berciuman  mesra. Sejak  Saatitu  aku  resmi  jadi  suami  simpanan  bos  ku. Tapi  aku  menikmati  krn  aku  jg  jatuh  cinta  dgn  wanita  cantik  idaman  hati  ini. Sdh  setahun  hubungan  kami  berjalan  tanpa  dicurigai  siapapun  krn  kami  bisa  menjaga  jarak  kalau  di  kantor.
Dan Kalian Bisa Ikuti Kontes Seo Di Inidewa.net Dengan Total Hadiah 30jt loh !!! Yuk Buruan Gabung :)



Selasa, 08 September 2015

CERITA SEX | TANTE KU YANG KU PERKOSA SAAT PAMAN KU SELINGKUH


Saya Dito... ..umur 23 tahun baru lulus dari salah satu universitas ternama di Malang. Dan saya berasal dari keluarga baik-baik. Kejadian ini dimulai ketika saya menginap di rumah om saya di daerah sidoarjo. Om saya telah menikah dan memiliki 2 anak lelaki yang lucu umur 3 dan 5 tahun, serta memiliki istri yang cukup cantik (menurut saya) umurnya sekitar 27 tahun.

saya sendiri tinggal disurabaya kurang lebih jarak tempat tinggalku dengan tante adalah 19 Km.

Awal kejadiannya adalah pada hari sabtu malam saya mendengar pertengkaran di rumah tersebut, yang tidak lain adalah om saya dengan tante saya. Ternyata penyakit 'gatel' om saya kambuh lagi yaitu sering pergi ke diskotik bersama temannya. Hal tersebut sangat menyakitkan tante saya, karena di sana om saya akan mabuk-mabukan dan terkadang pulangnya bisa pada hari Minggu malam. Entahlah apa yang dilakukan di sana bersama teman-temannya. Dan pada saat itu hanya aku bertiga saja di rumah: saya, Om Pram dan Tante Sis.

"Brak.." suara gelas pecah menghantam pintu, cukup membuat saya kaget, dan om saya dengan marah-marah berjalan keluar kamar. Dari dalam kamar terdengar tante saya berteriak, "Nggak usah pulang sekalian, cepet ceraikan aku." Dalam hatiku berkata, "Wah ribut lagi." Om Pram langsung berjalan keluar rumah, menstarter mobil Tarunanya dan pergi entah ke mana.

Di dalam kamar, aku mendengar Tante Sis menangis. Aku mau masuk ke dalam tapi takut kena damprat olehnya (kesalahan Om Pram dilimpahkan kepadaku). Tapi aku jadi penasaran juga. Takut nanti terjadi apa-apa terhadap Tante Sis. Maksudku akibat kecewa sama Om Pram dia langsung bunuh diri.

Pelan-pelan kubuka pintu kamarnya. Dan kulihat dia menangis menunduk di depan meja rias. Aku berinisiatif masuk pelan-pelan sambil menghindari pecahan gelas yang tadi sempat dilemparkan oleh Tante Sis. Kuhampiri dia dan dengan pelan.

Aku bertanya, "Kenapa Tan? Om kambuh lagi?"

Dia tidak menjawab, hanya diam saja dan sesekali terdengar isak tangisnya. Cukup lama aku berdiri di belakangnya. Pada waktu itu aku hanya memandangnya dari belakang, dan kulihat ternyata Tante Sis mengenakan baju tidur yang cukup menggiurkan. Pada saat itu aku belum berpikiran macam-macam. Aku hanya berkesimpulan mungkin Tante Sis mengajak Om Pram, berdua saja di rumah, karena anak-anak mereka sedang pergi menginap di rumah adik Tante Sis. Dan mungkin juga Tante Sis mengajak Om bercinta (karena baju yang dikenakan cukup menggiurkan, daster tipis, dengan warna pink dan panjang sekitar 15 cm di atas lutut). Tetapi Om Pram tidak mau, dia lebih mementingkan teman-temannya dari pada Tante Sis.

Tiba-tiba Tante Sis berkata, "To, Om kamu kayaknya udah nggak sayang lagi sama Tante. Sekarang dia pergi bersama teman-temannya ke Surabaya, ninggalin Tante sendirian di rumah, apa Tante udah nggak cakep lagi." Ketika Tante Sis berkata demikian dia berbalik menatapku. Aku setengah kaget, ketika mataku tidak sengaja menatap buah dadanya (kira-kira berukuran 34). Di situ terlihat puting susunya yang tercetak dari daster yang dikenakannya. Aku lumayan kaget juga menyaksikan tubuh tanteku itu.

Aku terdiam sebentar dan aku ingat tadi Tante Sis menanyakan sesuatu, aku langsung mendekatinya (dengan harapan dapat melihat payudaranya lebih dekat lagi).

"Tante masih cantik kok, dan Om kan pergi sama temannya. Jadi nggak usah khawatir Tan!"
"Iya tapi temennya itu brengsek semua, mereka pasti mabuk-mabukan lagi dan main perempuan di sana."
Aku jadi bingung menjawabnya. Secara refleks kupegang tangannya dan berkata, "Tenang aja Tan, Om nggak bakal macem-macem kok." (tapi pikiranku sudah mulai macam-macam).
"Tapi Tante denger dia punya pacar di surabaya, malahan Tante kemarin pergoki dia telponan ama cewek, kalo nggak salah namanya Sella."
"Masak Om tega sih ninggalin Tante demi cewek yang baru kenal, mungkin itu temennya kali Tan, dan lagian Tante masih tetap cantik kok."

Tanpa Tante Sis sadari tangan kananku sudah di atas paha Tante Sis karena tangan kiriku masih memegang tangannya. Perlahan-lahan pahanya kuusap secara halus, hal ini kulakukan karena aku berkesimpulan bahwa tanteku sudah lama tidak disentuh secara lembut oleh lelaki.

Tiba-tiba tanganku yang memegang pahanya ditepis oleh Tante Sis, dan berdiri dari duduknya, "To, saya tantemu saya harap kamu jangan kurang ajar sama Tante, sekarang Tante harap kamu keluar dari kamar tante sekarang juga!" Dengan nada marah Tante Sis mengusirku.

Cukup kaget juga aku mendengar itu, dan dengan perasaan malu aku berdiri dan meminta maaf, kepada Tante Sis karena kekurangajaranku. Aku berjalan pelan untuk keluar dari kamar tanteku. Sambil berjalan aku berpikir, aku benar-benar terangsang dan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Sejak aku putus dengan pacarku, terus terang kebutuhan biologisku kusalurkan lewat tanganku.

Setelah sampai di depan pintu aku menoleh kepada Tante Sis lagi. Dia hanya berdiri menatapku, dengan nafas tersenggal-senggal (mungkin marah bercampur sedih menjadi satu). Aku membalikkan badan lagi dan di pikiranku aku harus mendapatkannya malam ini juga. Dengan masa bodoh aku menutup pintu kamar dari dalam dan menguncinya, lalu langsung berbalik menatap tanteku. Tante Sis cukup kaget melihat apa yang aku perbuat. Otakku sudah dipenuhi oleh nafsu binatang.

"Mau apa kamu To?" tanyanya dengan gugup bercampur kaget.
"Tante mungkin sekarang Om sedang bersenang-senang bersama pacar barunya, lebih baik kita juga bersenang-senang di sini, saya akan memuaskan Tante". Dengan nafsu kutarik tubuh tanteku ke ranjang, dia meronta-ronta, tetapi karena postur tubuhku lebih besar (tinggiku 182 cm dan beratku 75 kg, sedangkan Tante Sis memiliki tinggi tubuh sekitar 165 cm dan berat kurang lebih 50 kg) aku dapat mendorongnya ke ranjang, lalu menindihnya.

"Lepasin Tante, Dito," suara keluar dari mulutnya tapi aku sudah tidak peduli dengan rontaannya. Dasternya kusingkap ke atas. Ternyata Tante Sis tidak mengenakan celana dalam sehingga terpampang gundukan bukit kemaluannya yang menggiurkan, dan dengan kasar kutarik dasternya bagian atas hingga payudaranya terpampang di depanku. Dengan bernafsu aku langsung menghisap putingnya, tubuh tanteku masih meronta-ronta, dengan tidak sabar aku langsung merobek dasternya dan dengan nafsu kujilati seluruh tubuhnya terutama payudaranya, cukup harum tubuh tanteku.

Akibat rontaannya aku mengalami kesulitan untuk membuka pakaianku, tapi pelan-pelan aku dapat membuka baju dan celanaku. Sambil membuka baju dan celanaku itu, dengan bergantian tanganku mengusap bukit kemaluannya yang menurutku mulai basah (mungkin Tante Sis sudah mulai terangsang walaupun masih berkurang tetapi frekuensinya agak menurun sedikit).

kemaluanku telah berdiri tegak dan kokoh nafsu telah menyelimuti semua kesadaranku bahwa yang kugeluti ini adalah isteri pamanku sendiri... .yaitu tanteku... .

Dengan tidak sabar aku langsung berusaha membenamkan kejantananku ke liang TANTEKU..

Aku agak kesulitan menemukan celah kewanitaan tanteku,kadang kemaluanku meleset keatas dan bahkan kadang meleset kearah lubang anus tanteku .
ini disebabkan tanteku bergerak kesana kemari berusaha menghindar dan menghalangi kemaluanku yang sudah siap tempur ini.

"To, jangan To, aku Tantemu tolong lepasin To, ampun, Tante minta ampun". Aku sudah tidak peduli lagi Rengekannya. ... usahaku kepalang tanggung dan harus berhasil... ... karena gagalpun mungkin akibatnya akan sama bahkan mungkin lebih fatal akibatnya... Ketika lubang senggamanya kurasa sudah pas dengan dibantu cairan yang keluar dari liang kewanitaannya aku langsung menghujamkan senjataku.

"Auuhh, sakit To, aduh.. Tante minta ampun.. tolong To jangan lakukan ... ..lepasin Tante To.." Ketika mendengar rintihannya, aku jadi kasihan, tetapi senjataku sudah di dalam, "Maaf Tante, saya sudah tidak tahan dan punyaku sudah terlanjur masuk nih... ..," bisikku ke telinganya. Tante Sis hanya diam saja. Dan tidak berkata apa-apa.

Dengan pelan dan pasti aku mulai memompa kemaluanku naik turun, ... .tanteku menggelinjang hebat... ..seakan akan masih ada sedikit pemberontakan dalam dirinya... .ssshhhhhhhhh... .tanteku hanya mendesis lirih sambil menolehkan kepalanya kekiri dan kekanan tak mau menatap wajahku... kemudian Dia hanya diam pasrah dan kulihat air matanya berlinang keluar. Kucium keningnya dan bibirnya, sambil membisikkan, "Tante, Tante masih cantik dan tetap mengairahkan kok, saya sayang Tante, bila Om sudah tidak sayang lagi, biar Dito yang menyayangi Tante." Tante Sis hanya diam saja, dan kurasakan pinggulnya pun ikut bergoyang seirama dengan goyanganku.

kemaluanku kudorong perlahan ... seakan ingin menikmati kenyamanan ini dengan waktu yang lama... .cllkk... .clllkkkk.cclkkkk bunyi badanku beradu dengan badan tanteku... seirama keluar masuknya kemaluanku kedalam liang senggamanya yangbetul betul enak.
... 
Kira-kira 10 menit aku merasakan liang kewanitaan tanteku semakin basah dan kakinya menyilang di atas pinggulku dan menekan kuat-kuat mungkin tanteku sedang orgasme... kudiamkan sejenak ... ..kubiarkan tanteku menikmati orgasmenya... ..kubenamkan lebih dalam kemaluanku ,sambil memeluk erat tubuhnya iapun membalasnya erat... ..kurasakan tubuh tanteku bergetar... . kenikmatan yang dahsyat telah didapatkannya... 

kubalik badan tanteku dan sekarang dia dalam posisi diatas. kemaluanku masih terbenam dalam kewanitaan tanteku... tapi dia hanya diam saja sambil merebahkan tubuhnya diatas tubuhku,... .lalu kuangkat pinggul tanteku perlahan... .. dan menurunkannya lagi... .kuangkat lagi... ... dan kuturunkan lagi... kemaluanku yang berdiri tegak menyodok deras keatas ... kelubang nikmatnya... ... ahirnya tanpa kubantu ... .tanteku menggoyangkan sendiri pantatnya naik turun... ..

oooooooccchhhhhhhh... aku yang blingsatan kenikmatan... rupanya tanteku mahir dengan goyangannya diposisi atas... kenikmatan maximum kudapatkan dalam posisi ini... . rupanya tanteku mengetahui keadaan ini ... ia tambah menggoyang goyangkan pantatnya meliuk liuk persis pantat Anisa bahar penyanyi dangdut dengan goyang patah patahnya... oooooochhhhhh... sshhh... kali ini aku yang mirip orang kepedasan, aku mengangkat kepalaku... kuhisap puting susu tanteku... . ia mengerang... .goyangannya tambah dipercepat.. dan 5 menit berjalan ... tanteku bergetar lagi... ia telah mendapatkan orgasmenya yang kedua... ... pundakku dicengkeramnya erat... ... ssshhhhhhh... ..bibir bawahnya digigit... sambil kepalanya menengadah keatas... .. "to... .di entot kamu... tante kok bisa jadi gini... ..ssssshhhh ... .tante udah 2 kali kluarrrrrrrr... "... ..

aku hanya tersenyum... .. 

"tulangku rasa lepas semua to... ."

aku kembali tersenyum... 

"tante gak pernah klimaks lebih dari 1 x kalo dengan ommu.." kubalik kembali badan tanteku dengan posisi konvensional.. kugenjot dengan deras kewanitaannya... .. oooohhh oohhh... .ssshhhhh tanteku kembali menggeliat pinggulnya mulai bergoyang pula mengimbangi genjotanku... ... aku pun sudah kepengen nyampe... 

dan tidak lama kemudian akupun mengeluarkan spermaku di dalam liang senggamanya. ssshhhhhh... ... aaachhhhhhh... ... ... ... spermaku tumpah dengan derasnya kedalam liang senggama tanteku... . mata tanteku sayu menatapku klimaks... .. permainan panjang yang sangat melelahkan... ... yang diawali dengan pemaksaan dan perkosaaan yang ahirnya berkesudahan dengan kenikmatan puncak yang sama sama diraih... kulihat terpancar kepuasaan yang amat sangat diwajah tanteku.

"kamu harus menjaga rahasia ini to... .."

aku hanya mengangguk... . dan sekarang tanteku tak perduli lagi kalau om ku mau pulang atau tidak... karena kalau om ku keluar malam maka tanteku akan menghubungiku via HP untuk segera kerumahnya...





 

Senin, 07 September 2015

CERITA SEX | MEYMEY CEWEK CHINESE YANG SUKA AKAN SEX



Weekend kemaren aku ke Jakarta, sekalian mo mampir ketempat ponakan yang kos didaerah Karet Kuningan. Dia adalah anak kakakku. Kakakku nitip makanan buat anaknya, karena aku ke jakarta ya akulah yang disuruh jadi messenger. Hak prerogatif kakak tertua. Buat aku sih gak masalah, toh skalian ke jakarta, apasalahnya mampir ke tempat ponakanku yang abege itu. Katanya tempat kosnya mewah. Karena hujan deras 2 jam, Jakarta dilanda kebiasaannya yang sekarang bukan tahunan tapi bisa 2 bulanan, yaitu genangan yang dalam (ntar ada yang tersinggung lagi kalo dibilang banjir) dan ujung2nya macet. tempo ari waktu kampanye rasanya ada pasangan yang bekoar2 bahwa mreka adalah ahlinya untuk ngatasi genangan dalem dan macet, ternyata dua2nya omdo (Omong doang) alias nato (no action talk only). Kok jadi ngelantur seh, kembali ke alur (Kalo bilang laptop ntar dibilang nyontek kata2nya orang yang punya tampang ndesa rejeki kota lagi). Karena genangan dan macet, jadilah aku parkir di jalan bebas gerakan didalem kota (tol kan jalan bebas hambatan, kalo macet ya bebas gerakan alias gak bisa bergerak sampe bisa parkir, gitu kok naik mulu tarifnya, (ngelantur lagi neh, kembali ke crita). Lepas dari kemacetan, sudah ampir magrib waktu aku sampe ke kos ponakan. Aku ketok2 pintu kamarnya, gak ada jawaban. Tetangganya muncul, wah amoy, cantik banget lagi, mana bahenol pula. “Om nyari Noni (sebut ja nama ponakanku itu), dia kan tugas keluar kota?” “Tugas?” “Iya om tugas dari kampusnya, ke desa mana gitu, Mey-mey lupa”. KKN kali ya (bukan korupsi, kolusi dan nepotisme lo). “Makasi ya, namanya Mey-mey ya, saya om nya Noni”. Dia diam ketika aku mengeluarkan hp dan coba call ponakanku. Nyambung, “Om, sori ya, Noni mesti KKN neh, gak ngasi tau papah, jadi deh om kecele, dah jauh2 ke kos, noni gak ada”. “Gak apa kok non, ini ada titipan makanan, gimana”. “Titip Mey-mey aja om, tetangga noni, biar bisa dimasukin di kulkasnya”. “Mo nyusahin ni Mey”. “Kalo bisa Mey-mey bantu gak apa kok om”, jawabnya sembari tersenyum, manis sekali.

Mey-mey memang cantik, mata sipitnya berbinar2, hidungnya bangir, bibirnya mungil, kalo senyum kelihatan giginya yang putih cemerlang (bahasa iklan pasta gigi banget ya). Wajahnya yang tirus dihiasi denganrambut potongan lelaki, pendek tapi serasi sekali, sehingga bener2 cantik deh. Mana bodinya aduhai lagi, tonjolan didadanya dan pantatnya yang membulat, menambah keseksian bodinya. Aku tahu karena Mey-mey saat itu memakai celana pendek dan tanktop ketat, sehingga lekak liku bodinya nyata terlihat. Glek, aku sampe nelen ludah menikmati pemandangan yang membuat pikres itu (pikiran jadi ngeres). “Masuk om”, katanya mempersilahkan aku masuk kekamarnya. Wah rupanya kos mewah ala apartmen kaya gini toh, ada ruang tamu merangkap ruang makan dan pantri kering lengkap dengan perabotannya, sofa set, meja dan kursi makan, lemari es dan ada microwave. Di atas credenza ada lcd tv ukuran 32 inch dan audio visual systemnya, kamar tidur (aku gak liat isinya karena gak enak longok2 ke kamar tidur orang, laen kalo diajak yang punya ruamah ya) dan corner untuk cuci jemur pakean, kulihat ada mesin cucinya. “Asik banget kamarnya Mey. Mahal nih sewanya”. “Iya om, kalo gak ada donatur sih Mey-mey gak sanggup tinggal disini. Kalo ortunya Noni sih tajir ya om, Noni malah kamar tidurnya dua”. “Donatur? Otu kamu?” “Bukan om, ortu mana mampu bayarin kos gaya apratmen gini, mana lengkap banget kan fasilitasnya. Masi bisa kuliahin ja dah bagus, itu ja tersendat ngirim duitnya. Baiknya ada donatur”. “Mangnya kuliahnya semester brapa?” “Baru mulai om”. “Wah baru 18 ya”. “Kok om tau sih?” Aku menebak2 siapa yang dimaksud dengan donatur, jangan2 bisyar neh ato simpenan. Wah kalo bisa nemenin aku malem ini asik banget, mana dingin lagi abis ujan gede. Padahal dinginnya ruangan karena ac nyala. “Om mo nitip apa sih”. “Ini katanya makanan, takut basi, bisa gak nitip dilemari esnya”. “O bisa om, om mo minum apa?” Gak usah repot deh, skarang dah waktunya makan kan, bisa gak Mey-mey nemeni aku makan”. “Boleh, deket2 sini banyak warung, gengsi gak makan di warung, ato di office building deket sini banyak restonya. Om mo yang mana”. “Ke resto aja yah, ngerepotin gak?” “Gak kok om, Mey-mey gak ada acara”. “Masak malming gini gak ada acara, donaturnya lagi sibuk ya”. “Iya om”, dia tersenyum. “Ya udah nemenin aku ja ya malmingnya”, pancingku. “Boleh om, Mey-mey mandi dulu ya, gak apa kan om nunggu”. “Gak usah mandi, dah cantik gitu dan wangi lagi”. “Ya udah Mey-mey tuker baju dulu”.

Dia menghilang kekamarnya, pintunya gak ditutup. Belum sempet aku ngintip, dia dah muncul lagi, hanya nuker celana pendek dengan celana jins ketat. “Yuk om”. Kita menuju ke mobil ku. Di jok blakang ada tasku. “Om mo nginep dimana?” “Kok tau aku mo nginep?” “Tuh bawa tas, kalo pulang Bandung lagi ya gak bawa taskan”. “Pinter kamu, gak tau neh mo nginep dimana, nginep dikamar Mey-mey bole gak”, aku to the point aja. “Nginep ditempat Mey-mey?”. “Iya, nanti uang hotelnya aku kasi Mey-mey deh”. Dia hanya tersenyum sambil menunjukkan arah ke office building. Karena dah sore, weekend lagi, tempat parkirnya kosong, jadi gak susah cari parkirnya. “Kalo siang nyari parkir ja susah om”. “Kamu memangnya sering ya ke sini naek mobil, ma donatur?” Dia menggangguk, dugaanku kayanya bener deh, donaturnya ya om2 yang nyimpen dia. “Om mo makan apa, ada resto sunda, enak om, ato bosen ya orang Bandung kok diajak makan di resto sunda”. “Gak apa kok, kan resto sundanya di jakarta, pasti beda cara masaknya. Donatur suka makanan sunda ya Mey”. Om nih, gangguin trus”, tapi sambil tersenyum. Tangannya kugandeng, dia diem aja, kita berjalan menujuke resto yang dimaksud. Aku suru dia pesen makanan yang dia suka, karena resto ala sunda biasanya ada ikan goreng, lalap, sayur asem, tahu tempe, empal dan sejenisnya. Minumnya aku pesen minuman energi yang dituang ke gelas berisi es batu, “Biar kuat ya om?” senyumnya mengandung maksud tertentu deh. “Biar seger ja, kan nyetirnya jauh, mana macet banget lagi bgitu masuk jakarta”. Makanan dan minuma tersaji dan kita mulai makan.

Selama makan aku berusaha ngorek data dirinya. “Mey, donatur kamu om2 ya”. “Om to the point amir sih”. “Kok amir”. “Iya om amat lagi cuti pulang kampung”. Aku terbahak mendengar jokenya. “Iya kan, om2″. Dia mengangguk. “asik dong dibiayain tinggal di kos apartment kaya gitu, kebutuhan hidup juga dicukupi ya”. Kembali aku mendapat anggukan. “Dah brapa lama Mey?” “Sejak mulai kuliah ja om”. “Kenal dimana?’ “Ketemu di mal, diajak makan, diblanjain, terus cek in deh”, dia sudah gak malu2 lagi crita tentang dirinya. Sepertinya dia nyangka aku dah menduga siapa donaturnya. “Diprawanin?” “Iya om”. “Sakit dong”. “Sakit lah, tapi sbentar, si om pinter banget deh ngerangsang Mey-mey sampe sakitnya cuma sbentar, slebihnya nikmat, ketgaihan deh Mey-mey”. “Kok skarang ditinggalin ndirian?” “Biasalah lelaki, kalo dah mulai bosen nyari yang baru. “Trus donasinya distop dong”. “Iya nih om, om deh jadi penggantinya”. “Boleh juga, aku sering kok mesti ke jakarta, kan gak usah kluar duit hotel, bisa buat kamu duitnya kan”. “Om baek deh”. Kamu melanjutkan makan dan minum dengan santainya. Selesai makan, Mey-mey ngajakin ke pub yang ada dilokasi yang sama. “Santai dulu ya om, sembari denger musik”. Dia pesen minuman, beralkohol lagi. Aku ikutin ja kemauannya. “Sering minum alkohol ya Mey”. “Suka juga om, biar asik aja”. Kebetulan musik yang dinyanyikan soft nadanya sehingga gak mengganggu ngobrolku dengan Mey-mey. “Om kamu kalo maen lama ya Mey”. “Lama juga om, Mey-mey suka 2 kali klimax dia baru kluar”. “Didalem?” “Iya lah om, kalo diluar mana nikmat”. “Kamu gak takut?” “Hamil? ya enggaklah om, Mey-mey punya obat antinya”. “Pil KB?” “Bukan om, diminumnya kalo Mey-mey subur ja, abis maen”. “Skarang lagi subur gak”. “iya om, justru kalo lagisubur Mey-mey suka lebih napsu maennya, jadinya lebi nikmat deh om. gak papa2 kok om, kan udahannya minum obat” Sepertinya dia sudah memastikan bahwa malem ini aku bakal ngen totin dia. “Tangan kamu buluan ya Mey, ada kumisnya lagi biar tipis”. “Mangnya napa om”. “Jembut kamu pasti lebat, dicukur gak?” “Gak om, si om sukanya lebat gitu, pernah Mey-mey babat abis, dia gak bisa ngaceng, dimarahin abis deh”. “Nosok sih, aku baru ngeliat kamu pake pakean seksi gini udah”. “Udah apa om, ngaceng?” dia tertawa. “Gak tau om, lagi cape kali dia, Mey-mey emut2 lama2 keras juga kok. Napa ya om lelaki seneng cewek yang jembutnya lebat”. “Kalo buluan, napsunya biasanya gede, gak puas cuma seronde maennya, bener gak” “Yoi, om tau aja, dah pengalaman juga rupanya nih, sukanya abege ya om” “Iya yang bikin horny kaya kamu gini”. Ngobrol berkepanjangan, ketika aku melihat arloji malam dah larut. “Balik yuk Mey”. “Om dah gak tahan ya, pengaruh alkohol pastinya, ayuk deh, Mey-mey juga dah pengen om”. Aku membayar bil, kali ini Met-mey yang berjalan sambil memeluk lenganku erat, manja sekali dia. Baiknya ponakan gak ada, kalo gak aku gak bisa bebas gini. “Wah kalo ada noni gak bisa bebas gini ya Mey”. “Katanya noni mo nyari kos yang lebi deket skolahnya om, biar bisa jalan kaki. Capek nyetir dan nyari parkir katanya”. “Bagus deh”, jawabku sambil membukakan pintu mobil, Dia masuk dan aku pun duduk dibelakang setir. Mobil mengarah kembali ke kosnya Mey-mey. Aku parkir, Mey-mey keluar duluan. Aku membawa tasku dan menyusul. Kuketuk pintunya, agak lama aku menunggu.

Aku kaget juga, ketika pintu terbuka Mey-mey hanya berbalut bra tipis model ikatan dan g string yang juga tipis. Aku sampe membelalak melihat pemandangan indah itu. “Mey kamu napsuin banget”, kataku sambil merangkul pundaknya menuju ke sofa. Pintu kututup dengan kaki, bibirnya yang langsung kucium dan kulumat. Dia tergagap sesaat sebelum membalas lumatanku. Aku merasakan lidahnya menyusup ke dalam mulutku. Dan reflekku adalah mengisapnya. Lidahnya menari-nari di mulutku. Sambil melumat, aku juga merambah tubuhnya. Kuremas toketnya yang masih terbungkus bra tipis. Dia menggelinjang. Menggeliat-geliat karena rasa nikmat yang luar biasa. Bibirnya terus kulumat, dan dia menyambutnya dengan penuh napsu. Kurangkul tubuhnya, bibirku lebih menekan lagi. Kusedot lidahnya, sekaligus juga ludahnya. Aku kembali meremasi kedua toketnya, dan melepaskannya ikatan branya. Kemudian aku mulai menjilati dan mengemut toket dan pentilnya. Dia rupanya nggak mampu menahan gelinjang ini, rintihan keluar dari mulutnya. Tanganku turun untuk meraih g stringnya. Dia makin tak mampu menahan napsu saat jari-jari kasar ku merabai bibir no noknya dari luar g string dan kemudian mengilik i tilnya. Jariku meraih no noknya melalui samping g stringnya. Cairan no noknya yang sudah mengalir sejak tadi menjadi pelumas untuk memudahkan masuknya jari-jariku ke no noknya. Aku terus menggumuli tubuhnya dan merangsek ke ketiaknya. Aku jilati dan sedoti ketiaknya. Dia menikmati sambil merintih. Aku ingin memberikan sesuatu yang lain dari yang lain. Dinding no noknya yang penuh saraf-saraf peka aku kutik-kutik, hingga tak terbendung lagi, cairan no noknya mengalir dengan derasnya. Yang semula satu jari, kini kususulkan lagi jari lainnya. Aku tahu persis titik-titik kelemahannya. Jari-jariku mengarah pada G-spotnya. Dan tak ayal lagi. Hanya dengan jilatan di ketiak dan kobokan jari-jari di no noknya, aku berhasil membuatnya nyampe. Kepalaku diraih dan diremasi rambutku. aku dipeluknya erat-erat dan kukunya menghunjam ke punggungku. Pahanya menjepit tanganku, sementara pantatnya terangkat agar jariku lebih melesek ke no noknya. Dia berteriak histeris. Kakinya mengejang menahan kedutan no noknya yang memuntahkan cairan bening. Keringatnya yang mengucur deras mengalir ke mata, pipi, dan bibirnya. Saat telah reda, aku mengusap-usap rambutnya yang basah sambil meniup-niup dengan penuh kasih sayang. Aku sisir rambutnya dengan jari-jari. “Mey, kamu liar banget deh. Istirahat dulu ya. Aku ambilkan minum ya”, aku mengambilkan minuman dari lemari esnya. kaleng coca cola kubuka dan kuberikan kepadanya. Segera diminumnya coca cola itu sampe habis. Sementara dia masih terlena di sofa dan menarik nafas panjang sesudah nyampe tadi, aku terus menciumi dan ngusel-uselkan hidungku ke perutnya. Bahkan lidah dan bibirku menjilati dan menyedoti keringatnya. Aku tak henti-hentinya merabai selangkangannya. Dia terdiam. Dia perlu mengembalikan staminanya. “Masih capek Mey”, bisikku. “Nggak kok. Lagi narik napas saja. Tadi nikmat banget yaa padahal om belum apa-apa. Baru di utik-utik saja Mey-mey sudah kelabakkan”, jawabnya.

Karena jawabannya tadi aku bangun dan melepaskan semua yang menempel dibadanku. Dia sangat tergetar menyaksikan tubuhku. Bahuku bidang. Lenganku kekar dengan otot-otot yang kokoh. Perutku nggak nampak membesar, rata dengan otot-otot perut yang kencang, six pack gitu loh. Bukit dadaku kokoh, dengan dua pentil besar kecoklatan. Pandangannya terus meluncur ke bawah. Dan yang paling membuatnya terpesona adalah kon tolku yang besar, panjang, keras hingga nampak kepalanya berkilatan sangat menantang. Dengan sobekan lubang kencing yang gede, kon tolku mengundang untuk diremes, dikocok dan diemut. Sesudah telanjang aku menarik lepas g stringnya sehingga sekarang kita berdua sudah bertelanjang bulat. “Mey, jembut kamu lebat banget, pantes kamu tadi jadi liar”, kataku sambil mengelus2 jembutnya. “Bukannya liar, itu namanya menikmati om. Kekamar yuk om”.

Kami bangkit dari sofa, dia menarik tanganku masuk kamarnya. Kamarnya lumayan bear, dengan kamar mandi didalem, tempat tiur besar, lemari pakean yang masuk ketembok, meja rias, ada lcd tv 21 inch dengan audio visual systemnya. Dia mendorong tubuhku hingga terbaring di ranjang. kon tolku yang keras diremesnya. Kemudian kepala kon tolku dibasahi dengan ludahnya. Diratakan ludah dengan jarinya. Aku menggeliat kegelian. Dengan lembut diusapnya seluruh permukaan kepala kon tolku yang besar, aku melenguh karena nikmatnya. Digenggamnya pangkal kon tolku dan kepalanya yang basah mulai dijilati. Diujung kepalanya ada setitik cairan bening. Sambil menjilati cairan bening itu, kon tolku dikocok turun naik. Dengan lidah dia menjilati kepala dan leher kon tolku, semua daerah sensitif dijelajahinya dengan lidah. Akhirnya kepalanya diemut dan dikeluar masukkan ke dalam mulutnya. Perutku dielus2, aku meremas2 rambutnya. Dia terus saja mengisap kon tolku. kon tol yang gede, panjang, kepalanya yang bulat berkilatan. kepalanya kuelus-elus. Dengan penuh semangat dia terus mengulum kon tolku. “Mey, nikmat banget emutanmu”, erangku. “Kamu pinter banget siihh”. Dia terus memompa dengan lembut. Berkali2 dia mengeluarkan kepala kon tolku dari mulutnya. Dia menjilati tepi-tepinya. Pada pangkal kepala ada alur semacam cincin atau bingkai yang mengelilingi kepala itu. Dan sobekan lubang kencingnya dijilati habis-habisan. “Mey, nikmatnya aah”, kembali aku mengerang. Aku tak tahan dengan rangsangannya, aku tarik dia dari kon tolku, kubaringkan dan kembali mulutku mengarah ke no noknya. Dengan lembut aku menjilati daerah sekeliling no noknya, pahanya kukangkangkan supaya aku mudah mengakses no noknya. “aah”, ganti dia yang melenguh keenakan. Lidahku makin liar menjelajahi no noknya. Bibir no noknya kukuakkan dengan jari dan kembali i tilnya yang menjadi sasaran lidahku. Dia makin menggelinjang gak karuan. Napasnya menjadi gak teratur, “Mey-mey dien tot dong om”, erangnya. Dari no noknya kembali membanjir cairan bening. Aku menjilati cairan itu.

Badannya kutarik, aku segera menempatkan kon tol besarku di bibir no noknya. Pelan2 kumasukkan sedikit demi sedikit, nikmat banget rasanya. Aku mulai mengenjotkan kon tolku keluar masuk, mula2 pelan dan makin lama makin cepat dan keras, kon tolku udah ambles semuanya di no noknya, “Aah”, erangnya lagi. Aku terus saja mengenjotkan kon tolku dengan keras dan cepat, sehingga akhirnya no noknya makin berdenyut mencengkeram kon tolku dengan keras. “Terus yang cepat om, Mey-mey mau nyampe, aah”, erangnya dengan liar. Aku terus saja mengenjotkan kon tolku sampe akhirnya, “Aah, Mey-mey nyampe…”, kembali dia berteriak. Aku menghentikan enjotanku. Kembali aku membelai2 rambutnya dan bibirnya kucium dengan mesra. “Nikmat banget dien tot ama om, baru sebentar dienjot, Mey-mey dah nyampe,” katanya.

Aku mencabut kon tolku dan minta dia nungging Segera kutancapkan kembali kon tolku di no noknya dari belakang. Pinggulnya kupegangi sambil mengenjotkan kon tolku keluar masuk dengan cepat, rasanya kon tol masuk lebih dalam lagi ke no noknya, nikmat banget rasanya. Aku ingin merasakan macem2 gaya ngen tot, segera aku telentang dan minta dia yang diatas. Dia menancapkan kon tolku dino noknya dan diturunkannya tubuhnya sehingga kon tolku kembali ambles di no noknya. Dia menggerakkan pinggulnya turun naik dan juga dengan gerakan memutar. Aku meremas2 toketnya dan memlintir pentilnya. Dia membungkukkan badannya sehingga aku bisa mengemut pentilnya, sesekali kugigit pelan, Dia menjerit2 karena nikmatnya. “Mey, aku dah mau ngecret, didalem ya”, kataku sambil terus meremes toketnya. “Ngecretin didalem aja om, biar lebih nikmat”, jawabnya sambil terus menaik turunkan pinggulnya mengocok kon tolku yang ambles di no noknya. Dia kembali membungkuk, kali ini bibirnya kucium dengan ganas. Aku memegangi pinggangnya. Gerakan pinggulnya makin cepat, dia juga merasa akan nyampe lagi. no noknya terasa berdenyut2, “Om, Mey-mey mau nyampe juga, bareng ya om”, katanya terengah. Terus digerakannya pinggulnya naik turun dengan cepat sampe akhirnya pejuku muncrat menyembur2 didalam no noknya. Bersamaan dengan ngecretku, dia nyampe kembali. “Nikmatnya..”, erangku. Dia menelungkup lemas dibadanku, aku memeluknya dan mengecup bibirnya, sementara kon tolku masih nancap di no noknya. “Mey-mey lemes banget, tapi nikmatnya luar biasa”, katanya. “Ini baru ronde pertama lo Mey”, jawabku. “Mey-mey mau kok om en totin lagi”, katanya.

Dia berbaring kelelahan diranjang. Aku disebelahnya, aku belum puas, kembali aku meremas toketnya. “Kamu seksi banget ya Mey, toket kamu besar dan kenceng. Jembut kamu lebat banget, aku suka ngen tot ama yang jembutnya lebat. Mana no nok kamu kenceng banget empotannya, aku mau ngerasain lagi ya Mey”, kataku dan kembali aku mencium bibirnya. Aku bangun dan segera mengarah ke no noknya, aku tau titik lemahnya ada dino noknya. Aku kembali menjilati no noknya. Ujung lidahku kembali menelusup masuk ke no noknya. Rambutku segera diremas2 dan ditekannya kepalaku supaya lidahku lebih masuk lagi ke no noknya. Pantatnya menggelinjang naik keatas. Aku terus saja menggarap no noknya, pahanya kupegangi erat2 sehingga dia sulit untuk bergerak2, dia hanya bisa mendesah2 kenikmatan. desahannya merangsang napsuku sehingga segera aku melepaskan no noknya dan menaiki tubuhnya. “Om kuat banget sih. Baru aja ngecret udah pengen masuk lagi”. Aku tidak menjawab. Kugenggam kon tolku, kuarahkan ke no noknya. Dia menggelinjang saat kepala tumpul yang bulat gede itu menyentuh dan langsung mendorong bibir no noknya. Kepala kon tolku menguak gerbang no noknya. no noknya langsung menyedotnya, agar seluruh kon tol gede itu bisa dilahapnya. Uuhh .. dia merasakan nikmatnya desakan kon tol yang hangat panas memasuki no noknya. Sesak. Penuh. Tak ada ruang dan celah yang tersisa. kon tol panas itu terus mendesak masuk. kon tol itu akhirnya mentok di mulut rahimnya. Kemudian aku mulai melakukan pemompaan. Kutarik pelan kemudian kudorong. Kutarik pelan dan kembali kudorong masuk. Begitu aku ulang-ulangi dengan frekuensi yang makin sering dan makin cepat. Dia mengimbangi secara reflek. Saat aku menarik kon tolku, pantatnya juga menaik sambil sedikit goyang ngebor. Dan saat aku menusukkan kon tolku, pantatnya cepat menjemputnya disertai goyangan igelnya. Demikian secara beruntun, semakin lama makin cepat. toketnya bergoncang-goncang, keringatku bercampur keringatnya mengalir dan berjatuhan di tubuhnya. mataku dan matanya sama-sama melihat keatas dengan menyisakan sedikit putih matanya. Goncangan makin cepat itu juga membuat ranjang kokoh itu ikut berderak-derak. “Mey, nikmat banget deh no nok kamu”. “Kon tol om juga enak banget, panjangg .. Uhh gede banget.” Posisi nikmat ini berlangsung bermenit-menit. tubuh kekarku tampak berkilatan karena keringat, padahal kamar ber ac. keringatku mengalir dari leher, terus ke dada, dan akhirnya ke tonjolan otot di perutku. Dengan gemas dia mainkan pentilku yang bekilatan itu. digigiti, dijilat, diremas2. Tambah buas gerakanku. Sodokan kon tolku tambah kencang di no noknya sambil terus meremes2 toketnya. Pada akhirnya, setelah sekian lama aku mengenjot no noknya dan dia nyampe 2 kali secara berturut2, kon tolku terasa berdenyut keras dan kuat sekali. Kemudian menyusul denyut-denyut berikutnya. Pada setiap denyutan dia rasakan no noknya sepertinya disemprot air kawah yang panas. Pejuku kembali berkali-kali ngcret di dalam no noknya. Uhh .. Aku jadi lemes banget. “Mey-mey lemes nih, tapi nikmat banget. Istirahat dulu ya”, kataku. Aku langsung terkapar di ranjang, dia juga dan tak lama kemudian kami tertidur.

Pagi hari. Aku terbangun karena ada ciuman di bibirku. Diluar udah terang. Dia sedang mencium bibirku. Aku menyambut ciumannya, kayanya sarapan pagi ya ngen tot lagi. Kami saling berciuman dengan mesra dan hangat, saling menghisap bibir, lalu lama kelamaan, entah siapa yang memulai, aku dan dia saling menghisap lidah dan ciuman pun semakin bertambah panas dan bergairah. Ciuman dan hisapan berlanjut terus, sementara tanganku mulai beralih dari betis, merayap ke pahanya dan membelainya dengan lembut. Matanya terpejam. Kembali aku melepas bibirku dari bibirnya. satu tanganku masih terus membelai pahanya, diapun terbaring pasrah menikmati belaianku, sementara aku sendiri membaringkan tubuhku miring di sisinya. Aku mencium bibirnya kembali, yang serta merta dibalasnya dengan hisapan pada lidahku. gairahnya semakin menggelegak akibat tanganku yang mulai beralih dari paha ke selangkangannya, membelai no noknya. “Mmhh.. ” desahnya disela2 ciuman panas kami. Dari mencium bibirnya, lidahku mulai berpindah ke telinga dan lehernya, dan kembali lagi ke bibir dan lidahnya. Permainanku yang lembut dan tak tergesa-gesa ini membuatnya terpancing menjadi semakin bernapsu. akhirnya aku mulai meraba2 toketnya, pentilnya yang saat itu sudah tegak mengacung kugesek2. Kuciumi toketnya, kemudian mulai menjilati pentilnya. “Ooohh.. sshh.. aachh.” desahnya langsung terlontar tak tertahankan begitu lidahku yang basah dan kasar menggesek pentilnya yang terasa sangat peka. Aku menjilati dan menghisap toket dan pentilnya di sela-sela desah dan rintihnya yang sangat menikmati gelombang rangsanganku. Aku melepas pentilnya lalu bangkit berlutut mengangkangi betisnya, dan mulai menciumi pahanya. Kembali bibirku yang basah dan lidahku yang kasar menghantarkan rangsangan hebat yang merebak ke seluruh tubuhnya pada setiap sentuhanku di pahanya. Apalagi ketika lidahku menggoda selangkangannya dengan jilatan yang sesekali melibas bibir no noknya. Yang bisa dia lakukan hanya mendesah dan merintih pasrah melawan gejolak napsu. Aku mengalihkan jilatan kejembutnya yang telah begitu basah penuh lendir no noknya. “ohh..” lenguhnya. Lidahku melalap no nokny dari bawah sampai ke atas, menyentuh i tilnya. Aku menghentikan jilatan dan berlutut di depannya. no noknya terasa panas, basah dan berdenyut-denyut.

Dia membuka kakinya hingga mengangkang lebar lebar, lalu kuturunkan pantat dan kutuntun kon tolku ke bibir no noknya. Terasa sekali kepala kon tolku menembus no noknya. “Hngk! Besaar..sekalii,” erangnya. Tanpa terburu-buru, aku kembali menjilati dan menghisap pentilnya yang masih mengacung dengan lembut, kadang menggodanya dengan menggesekkan gigi pada pentilnya, tak sampai menggigitnya, lalu kembali menjilati dan menghisap pentilnya, sementara setengah kon tolku bergerak perlahan dan lembut menembus no noknya. Aku menggerak-gerakkan pantat maju mundur dengan perlahan, membuat lendir no noknya semakin banyak meleleh di no noknya, melicinkan jalan masuk kon tol berototku ini ke dalam no noknya tahap demi tahap. Lidahku yang kasar dan basah berpindah-pindah dari satu pentil ke pentil yang lain. “Ouuch.. sshh.. aachh.. teruuss.. masukin kon tol om yang dalaam..! oouch.. niikmaatnya!” erangnya. Seluruh rongga no noknya terasa penuuh, kurasakan begitu nikmatnya dinding no noknya menggesek kon tolku yang keras dan besaar..! Akhirnya seluruh kon tolku yang kekar besar itu tertelan kedalam no noknya. Terasa bibir no noknya dipaksa meregang, mencengkeram otot besar dan keras ini. Melepas pentilnya, aku mulai memaju-mundurkan pantat perlahan, “..oouch. niikmaat!!” dia pun tak kuasa lagi untuk tidak merespon kenikmatan ini dengan membalas menggerakan pantatnya maju-mundur dan kadang berputar menyelaraskan gerakan pantatku, dan akhirnya dia semakin tersengal2 diselingi desah desah penuh kenikmatan. “hh..sshh.. hh.. ohh ..suungguuhh.. niikmmaat.” lidahku kembali menari di pentilnya. Dia benar benar menikmati permainanku sambil meremas-remas rambutku. kon tolku yang dahsyat semakin cepat dan kasar menggenjot no noknya dan menggesek dinding no noknya yang mencengkeram erat. Hisapan dan jilatanku pada pentilnya pun semakin cepat dan bernapsu. Seluruh tubuhnya bergelinjang liar tanpa bisa dikendalikan. Desahannya sudah berganti dengan erangan liar, “Ahh.. Ouchh.. en totin Mey-mey terus, genjot habis no nok Mey-mey..!! genjoott.. kon tol om sampe mentok..!!” Ooohh..bukan main enaknya ngeentoot sama om..!!” mendengar celotehannya, aku menjadi semakin beringas, kon tolku makin cepat kuenjotkan keluar masuk no noknya. Akhirnya dia tidak bisa lagi menahan gelombang kenikmatan melanda seluruh tubuhnya “Ngghh..nghh .. nghh.. Mey-mey mau nyampe..!!” pekikannya meledak menyertai gelinjang liar tubuhnya sambil memeluk erat tubuhku. Aku mengendalikan gerakan yang tadinya cepat dan kasar itu menjadi perlahan sambil menekan kon tolku dalam2 dengan memutar mutar keras sekali. i tilnya yang sudah begitu mengeras habis kugencet. “..aacchh.. niikmaatnya.. tekeen.. teruuss.. i til Mey-mey..!!” Akhirnya dia nyampe, dia memeluk tubuhku erat sekali. wajahku diciumi sambil mengerang2 dikupingku sementara aku terus menggerakkan sambil menekan kon tolku secara sangat perlahan. Tubuhnya yang terkulai lemas dengan kon tolku masih di dalam no noknya yang masih berdenyut-denyut.

Tanpa tergesa-gesa, aku mengecup bibir, pipi dan lehernya dengan lembut dan mesra, sementara kedua lengan kekarku memeluk tubuh lemasnya dengan erat. Aku sama sekali tidak menggerakkan kon tolku yang masih besar dan keras di dalam no noknya. Aku memberinya kesempatan untuk mengatur napasnya yang terengah-engah. Setelah dia kembali “sadar” , dia pun mulai membalas ciumanku, sehingga aku kembali memainkan lidahku pada lidahnya dan menghisap bibir dan lidahnya semakin liar. Napsunya kembali terpancing dan aku mulai kembali menggerak-gerakkan pantatku perlahan-lahan, menggesekkan kon tolku pada dinding no noknya. Respon gerakan pantatku membuatnya semakin liar. Genjotan kon tolku pada no noknya mulai cepat, kasar dan liar.

Lalu aku memintanya untuk berbalik, sambil merangkak dan menungging dibukanya kakinya lebar, dia menatap mukaku sayu sambil memelas “Masukin kon tol gede om dari belakang kelobang no nok Mey-mey..” Aku pun menatap bokongnya. Sambil memegang kon tol kusodokan ketempat yang dituju Bleess.. “Ooohh. teruss..yang.. dalaam..!”! terasa besar dan panjang kon tolku menyodok no noknya, terasa sekali gesekannya di no noknya yang menyempit karena tertekuk tubuhnya yang sedang menungging ini. Aku menggarapnya dengan penuh napsu, tubuhnya diayun-ayunkan maju mundur, ketika kebelakang disentakan keras sekali menyambut sodokanku sehingga kon tol yang besar dan panjang itu lenyap tertelan no noknya. “Hngk.. ngghh..Mey-mey mau nyampe lagii..aargghh..!!” dia melenguh panjang, dia nyampe lagi. Dia mendorong pantatnya ke belakang keras sekali menancapkan kon tolku yang besar sedalam-dalam2nya di dalam no noknya, terasa no noknya berdenyut2 mengempot kon tol besarku. Setelah mengejang beberapa detik diterjang gelombang kenikmatan, tubuhnya melemas dipelukanku yang menindih tubuhnya dari belakang. segera aku menggulingkan diri, rebah di sisinya. Tubuhnya yang telanjang bulat bermandikan keringat terbaring pasrah di ranjang, penuh dengan rasa kepuasan.

Aku memeluk tubuhnya dan mengecup pipinya, membuatnya merasa semakin nyaman dan puas. “Mey om belum ngecret..! Tolong isepin kon tol om dong..!” tanpa sungkan lagi dia mengemut kon tolku, dijilatinya biji pelernya, bahkan selangkanganku ketika dia melihat aku menggeliat geliat kenikmatan, “Ohh Mey.. nikmat sekalii.. teruss .. lumat kon tol om, iseep yang daleemm.. ohh..” aku mengerang penuh semangat membuatnya semakin gairah saja mengemut kon tolku yang besar. Emutannya makin beringas, kon tol yang besar itu yang menyumpal mulutnya, kepalanya naik turun cepat sekali, aku menggelinjang hebat. Akhirnya dia menaiki aku, kurasakan no noknya ingin melahap kembali kon tolku yang masih perkasa, diraihnya kon tolku lalu diduduki sembari kuarahkankan kon tolku ke no noknya. Bleess.”Ooohh..Mey..masuukin kon tolku semuanya..!!” aku mengerang. Diputar-putarnya pinggulnya dengan cepat, sekali kali diangkatnya pantatnya lalu dijatuhkan dengan keras sehingga kon tolku yang besar itu melesak dalaam sekali.. “aachh.. Mey..putaar..habiisiin kon tolku.. eennakk.. sekaallii..!!” giliran aku yang merintih mengerang bahkan mengejang-ngejangkan tubuhku. Digenjotnya kon tolku bahkan sambil menekan keras sekali pantatnya. kon tolku diupelintir habis, bahkan dikontraksikannya otot2 no noknya sehingga kon tol yang besar itu terhisap dan terkenyot didalam no noknya. Aku menggelinjang habis, kadang mengejangkan tubuhku sambil meremas pantatnya keras sekali, ditekannya lagi pantatnya lebih keras, kon tolku melesak seluruhnya bahkan jembutnya sudah menyatu dengan jembutku, i tilnya tergencet kon tolku. Badannya sedikit dimiringkan ke belakang, biji pelerku diraihnya dan diremas-remas, “Ooohh.. aachh.. yeess. Mey”, aku membelalakan mataku. Lalu aku bangkit, dengan posisi duduk aku mengemut toketnya. Dia membusungkan kedua toketnya. “Emut pentil Mey-mey..dua..duanya.. ..yeess..!! sshh.. …oohh..!! erangnya. “Ooohh.. Mey..nikmatnya bukan main posisi ini..! Kon tolku melesak dalam sekali menembus no nokmu..!” aku mendengus2. Kurasakan kon tolku mengembung pertanda pejuku setiap saat akan meletup, “..Ohh.. sshh..aahh.. keluaar..bareeng..ya om”, erangnya lagi. “iya..Mey, aku…udah mau ngecret”. Tubuhku mengejang ketika aku menyemburkan pejuku dengan dahsyat di dalam no noknya, “aachh. jepiit kon tolku.. yeess.. sshh..oohh..nikmaatnya.. no nokmu Mey” aku mengecretkan pejunya di dalam no nokku, terasa kental dan banyak sekali. Diapun menggelinjang hebat, “Nggkkh..sshh.. uugghh.. teekeen kon tol om.. sampe mentookkhh..aarrgghh..!! Ditekannya, dijepitnya, dikepitnya seluruh tubuhku mulai kon tolku, pantat, pinggang bahkan dadaku yang kekar, dipeluknya erat sekali.



seluruh pejuku diperas dari kon tolku yang sedang terjepit didalam no noknya. Nikmatnya sungguh luar biasa. Akhirnya perlahan lahan kesadaranku pulih kembali, tubuhku terasa lemas sekali. “sarapan ini lebih nikmat dari semalem, Mey-mey mau lagi dong”, katanya. “Kamu masih abg tapi udah pengalaman banget ngempot kon tol ya. Ngen tot sama kamu yang paling nikmat deh Mey katimbang cewek2 lainnya, empotan kamu kerasa banget”. Dia hanya tersenyum kelelahan